PROFESSOR OF FOREST CONSERVATION DI UNIVERSITAS BRITISH COLUMBIA
Jeffrey Arthur Sayer adalah seorang ahli di bidang ekologi dan di sepanjang karirnya telah bekerja sebagai seorang peneliti maupun manajer program, sebagian besar di antarmuka antara penelitian dan pengelolaan sumber daya alam praktis.
Saat ini, beliau adalah Professor of Forest Conservation di Universitas British Columbia.
Beliau pernah bekerja untuk Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan organisasi internasional yang bergerak dalam bidang konservasi International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan merupakan seorang Penasihat Senior untuk Bidang Lingkungan di Bank Dunia. Beliau adalah CEO dari Center for International Forestry Research (CIFOR) pada tahun 1993 hingga 2001 dan beliau juga bekerja sebagai Senior Associate and Science Advisor untuk WWF Internasional dari 2001 sampai sekarang. Beliau memegang jabatan ketua Konservasi Alam Internasional (International Nature Conservation) di Universitas Utrecht di Belanda.
Beliau mendirikan Direktur Jenderal Pusat Penelitian Kehutanan Internasional di Indonesia dan sekarang beliau merupakan Anggota Senior (Senior Fellow) dari International Union for the Conservation of Nature.
Jeffrey merupakan anggota dari Dewan Sains dan Kemitraan (Science and Partnership Council) dari Consultative Group for International Agricultural Research dan telah menulis berbagai artikel dalam peer reviewed journals dan sejumlah buku tentang topik sumber daya alam. Beliau mengajar program Magister di Universitas Utrecht dan telah menjadi dosen tamu di berbagai universitas di Belanda, Inggris, Amerika Serikat dan beberapa negara laina. Jeffrey kerap diundang sebagai pembicara di berbagai pertemuan ilmiah dan konservasi di banyak negara dan menjadi pembicara utama/pembicara kunci di berbagai konferensi internasional dan untuk topik-topik hutan atau lingkungan.
Putera menghabiskan seluruh karir profesionalnya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Beberapa posisi yang pernah diembannya adalah Dirjen Sumber Daya Air dan Hutan Lindung (2018 – 2019), Plt Dirjen Perubahan Iklim (April – Juli 2018), dan Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (2015 – 2018). Sebelumnya, beliau adalah Penasihat Senior Bidang Perekonomian dan Perdagangan Internasional untuk Kementerian Kehutanan (2012-2014). Sebagian besar pengabdiannya selama lebih dari 35 tahun berada di Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang Kehutanan) Kementerian Kehutanan, sejak 1983 hingga 2012. Beliau pensiun pada tahun 2019, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Pelaksana Forum Daerah Aliran Sungai Indonesia, sebuah forum independen nasional advokasi pengelolaan daerah aliran sunagi (DAS) yang berkelanjutan. Putera memperoleh gelar Sarjana Kehutanan dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia pada tahun 1983 dan gelar MS dan PhD dari Michigan State University, Amerika Serikat, masing-masing pada tahun 1990 dan 1995.
Erna Witoelar adalah mantan anggota MPR periode 1997-1999 dan Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah pada Kabinet Persatuan Nasional (1999-2001). Beliau juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Khusus PBB untuk Program Tujuan Pembangunan Milenium wilayah Asia-Pasifik pada tahun 2003-2007 dan anggota komisi PBB untuk Pemberdayaan Hukum bagi kaum Miskin.
Erna Witoelar memiliki lebih dari tiga puluh tahun pengalaman dalam kepemimpinan di berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Beliau adalah salah satu pendiri dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI, 1980); Dana Mitra Lingkungan (DML, 1983); Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI, 1994); Gerakan Sungai Ciliwung Bersih (GCB, 1994); Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (PGRI, 2000); Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah (YIPD, 2002), dan lain nya. Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Presiden Konsumen Internasional (1991-1997).
Saat ini, Erna Witoelar duduk di dewan pimpinan KEHATI dan anggota Komite Pemantau program Aksi Konservasi Hutan Tropis (TFCA) di Sumatera, memimpin Dewan Wali Amanat YPID serta menjadi salah satu ketua di Filantropi Indonesia, di antara banyak posisi lainnya.
Beliau adalah seorang insinyur kimia dari Institut Teknologi Bandung sejak tahun 1974, dan memiliki gelar magister di bidang Ekologi Manusia dari Universitas Indonesia sejak tahun 1993.
Neil bergabung dengan Stakeholder Advisory Committee (SAC) pada bulan Januari 2016. Dalam sebagian besar karirnya, beliau aktif dalam bidang perhutanan tropis, termasuk manajemen proyek dengan FAO dan UNDP di Bangladesh (1982-1984), Proyek Kehutanan Masyarakat Australia Nepal (1986- 1991) dan pernah menjabat sebagai Asisten Direktur Jenderal di Centre for International Forestry Research (CIFOR) (1993-1998) bertempat di Indonesia.
Sejak tahun 1980, Neil memberikan konsultasi internasional dalam rancangan dan evaluasi proyek kehutanan, khususnya pada kehutanan di bidang sosial dan kemasyarakatan. Beliau merupakan Komisaris yang bertanggung jawab untuk bidang lingkungan, pertanian dan isu-isu pengelolaan sumber daya alam di Komisi Australia Produktivitas (Australian Productivity Commission) dari tahun 1998 hingga 2010.
Neil merupakan seorang Asisten Profesor (Adjunct Professor) bidang Ekonomi Lingkungan di Australian National University dan University of Canberra. Pada tahun 2014-2015 beliau memimpin sebuah kajian independen tentang Legislasi Keanekaragaman Hayati di New South Wales yang menghasilkan dibuatnya draft tentang Undang-Undang Konservasi Keanekaragaman Hayati (Biodiversity Conservation Act) yang baru.
Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur non-eksekutif dari Aluvium Holdings Ltd, Institute of Foresters of Australia serta Earthwatch Institute Australia, dan beliau juga pernah menjadi Direktur non-eksekutif dari sebuah perusahaan kehutanan perkebunan bersertifikat FSC di Selandia Baru selama 4 tahun.
Neil meraih gelar Bachelor of Science dalam bidang Kehutanan di Australian National University, Canberra dan menerima gelar Masters of Economics dan PhD di University of British Colombia, Vancouver.
Rodney Taylor adalah pakar senior di sektor kehutanan dengan pengalaman multi-negara di dua LSM internasional. Beliau memiliki keahlian dalam tanggung jawab sosial perusahaan, sertifikasi komoditas, penggunaan lahan, kehutanan, dan pembangunan berkelanjutan.
Sejak Oktober 2017, beliau menjabat sebagai Direktur Program Hutan Global dari World Resources Institute (WRI), yang bertanggung jawab untuk mengawasi kepemimpinan, pengelolaan, penjangkauan, dan penggalangan dana program secara keseluruhan. Sebelumnya, beliau adalah Direktur Program Hutan Global World Wildlife Fund (WWF) dari 2007 hingga 2016.
Rodney juga memegang posisi di High Conservation Value Resource (HCV) Network sebagai Co-Chair sejak 2014 dan Steering Group Member di Accountability Framework Initiative sejak 2017. Beliau menjadi Co-Chair organisasi Forests Dialogue antara 2009-2015 dan Pemimpin Redaksi Living Forest Report.
Rodney meraih gelar Magister Hukum Lingkungan dari Australian National University dan Sarjana Seni/Sarjana Hukum dari Macquarie University. Beliau diterima sebagai pengacara di Mahkamah Agung New South Wales, Australia, pada tahun 1982. Lima tahun kemudian, pada tahun 1987, beliau diterima sebagai pengacara di Pengadilan Nasional Papua Nugini.
- Jeffrey Arthur Sayer (Co Chair)
PROFESSOR OF FOREST CONSERVATION DI UNIVERSITAS BRITISH COLUMBIA
Jeffrey Arthur Sayer adalah seorang ahli di bidang ekologi dan di sepanjang karirnya telah bekerja sebagai seorang peneliti maupun manajer program, sebagian besar di antarmuka antara penelitian dan pengelolaan sumber daya alam praktis.
Saat ini, beliau adalah Professor of Forest Conservation di Universitas British Columbia.
Beliau pernah bekerja untuk Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan organisasi internasional yang bergerak dalam bidang konservasi International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan merupakan seorang Penasihat Senior untuk Bidang Lingkungan di Bank Dunia. Beliau adalah CEO dari Center for International Forestry Research (CIFOR) pada tahun 1993 hingga 2001 dan beliau juga bekerja sebagai Senior Associate and Science Advisor untuk WWF Internasional dari 2001 sampai sekarang. Beliau memegang jabatan ketua Konservasi Alam Internasional (International Nature Conservation) di Universitas Utrecht di Belanda.
Beliau mendirikan Direktur Jenderal Pusat Penelitian Kehutanan Internasional di Indonesia dan sekarang beliau merupakan Anggota Senior (Senior Fellow) dari International Union for the Conservation of Nature.
Jeffrey merupakan anggota dari Dewan Sains dan Kemitraan (Science and Partnership Council) dari Consultative Group for International Agricultural Research dan telah menulis berbagai artikel dalam peer reviewed journals dan sejumlah buku tentang topik sumber daya alam. Beliau mengajar program Magister di Universitas Utrecht dan telah menjadi dosen tamu di berbagai universitas di Belanda, Inggris, Amerika Serikat dan beberapa negara laina. Jeffrey kerap diundang sebagai pembicara di berbagai pertemuan ilmiah dan konservasi di banyak negara dan menjadi pembicara utama/pembicara kunci di berbagai konferensi internasional dan untuk topik-topik hutan atau lingkungan.
- Ida Bagus Putera Parthama (Co Chair)
Putera menghabiskan seluruh karir profesionalnya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Beberapa posisi yang pernah diembannya adalah Dirjen Sumber Daya Air dan Hutan Lindung (2018 – 2019), Plt Dirjen Perubahan Iklim (April – Juli 2018), dan Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (2015 – 2018). Sebelumnya, beliau adalah Penasihat Senior Bidang Perekonomian dan Perdagangan Internasional untuk Kementerian Kehutanan (2012-2014). Sebagian besar pengabdiannya selama lebih dari 35 tahun berada di Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang Kehutanan) Kementerian Kehutanan, sejak 1983 hingga 2012. Beliau pensiun pada tahun 2019, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Pelaksana Forum Daerah Aliran Sungai Indonesia, sebuah forum independen nasional advokasi pengelolaan daerah aliran sunagi (DAS) yang berkelanjutan. Putera memperoleh gelar Sarjana Kehutanan dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia pada tahun 1983 dan gelar MS dan PhD dari Michigan State University, Amerika Serikat, masing-masing pada tahun 1990 dan 1995.
- Erna Witoelar
Erna Witoelar adalah mantan anggota MPR periode 1997-1999 dan Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah pada Kabinet Persatuan Nasional (1999-2001). Beliau juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Khusus PBB untuk Program Tujuan Pembangunan Milenium wilayah Asia-Pasifik pada tahun 2003-2007 dan anggota komisi PBB untuk Pemberdayaan Hukum bagi kaum Miskin.
Erna Witoelar memiliki lebih dari tiga puluh tahun pengalaman dalam kepemimpinan di berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Beliau adalah salah satu pendiri dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI, 1980); Dana Mitra Lingkungan (DML, 1983); Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI, 1994); Gerakan Sungai Ciliwung Bersih (GCB, 1994); Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (PGRI, 2000); Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah (YIPD, 2002), dan lain nya. Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Presiden Konsumen Internasional (1991-1997).
Saat ini, Erna Witoelar duduk di dewan pimpinan KEHATI dan anggota Komite Pemantau program Aksi Konservasi Hutan Tropis (TFCA) di Sumatera, memimpin Dewan Wali Amanat YPID serta menjadi salah satu ketua di Filantropi Indonesia, di antara banyak posisi lainnya.
Beliau adalah seorang insinyur kimia dari Institut Teknologi Bandung sejak tahun 1974, dan memiliki gelar magister di bidang Ekologi Manusia dari Universitas Indonesia sejak tahun 1993.
- Dr. Neil Byron
Neil bergabung dengan Stakeholder Advisory Committee (SAC) pada bulan Januari 2016. Dalam sebagian besar karirnya, beliau aktif dalam bidang perhutanan tropis, termasuk manajemen proyek dengan FAO dan UNDP di Bangladesh (1982-1984), Proyek Kehutanan Masyarakat Australia Nepal (1986- 1991) dan pernah menjabat sebagai Asisten Direktur Jenderal di Centre for International Forestry Research (CIFOR) (1993-1998) bertempat di Indonesia.
Sejak tahun 1980, Neil memberikan konsultasi internasional dalam rancangan dan evaluasi proyek kehutanan, khususnya pada kehutanan di bidang sosial dan kemasyarakatan. Beliau merupakan Komisaris yang bertanggung jawab untuk bidang lingkungan, pertanian dan isu-isu pengelolaan sumber daya alam di Komisi Australia Produktivitas (Australian Productivity Commission) dari tahun 1998 hingga 2010.
Neil merupakan seorang Asisten Profesor (Adjunct Professor) bidang Ekonomi Lingkungan di Australian National University dan University of Canberra. Pada tahun 2014-2015 beliau memimpin sebuah kajian independen tentang Legislasi Keanekaragaman Hayati di New South Wales yang menghasilkan dibuatnya draft tentang Undang-Undang Konservasi Keanekaragaman Hayati (Biodiversity Conservation Act) yang baru.
Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur non-eksekutif dari Aluvium Holdings Ltd, Institute of Foresters of Australia serta Earthwatch Institute Australia, dan beliau juga pernah menjadi Direktur non-eksekutif dari sebuah perusahaan kehutanan perkebunan bersertifikat FSC di Selandia Baru selama 4 tahun.
Neil meraih gelar Bachelor of Science dalam bidang Kehutanan di Australian National University, Canberra dan menerima gelar Masters of Economics dan PhD di University of British Colombia, Vancouver.
- Rodney Taylor
Rodney Taylor adalah pakar senior di sektor kehutanan dengan pengalaman multi-negara di dua LSM internasional. Beliau memiliki keahlian dalam tanggung jawab sosial perusahaan, sertifikasi komoditas, penggunaan lahan, kehutanan, dan pembangunan berkelanjutan.
Sejak Oktober 2017, beliau menjabat sebagai Direktur Program Hutan Global dari World Resources Institute (WRI), yang bertanggung jawab untuk mengawasi kepemimpinan, pengelolaan, penjangkauan, dan penggalangan dana program secara keseluruhan. Sebelumnya, beliau adalah Direktur Program Hutan Global World Wildlife Fund (WWF) dari 2007 hingga 2016.
Rodney juga memegang posisi di High Conservation Value Resource (HCV) Network sebagai Co-Chair sejak 2014 dan Steering Group Member di Accountability Framework Initiative sejak 2017. Beliau menjadi Co-Chair organisasi Forests Dialogue antara 2009-2015 dan Pemimpin Redaksi Living Forest Report.
Rodney meraih gelar Magister Hukum Lingkungan dari Australian National University dan Sarjana Seni/Sarjana Hukum dari Macquarie University. Beliau diterima sebagai pengacara di Mahkamah Agung New South Wales, Australia, pada tahun 1982. Lima tahun kemudian, pada tahun 1987, beliau diterima sebagai pengacara di Pengadilan Nasional Papua Nugini.
- Al Azhar