KOORDINATOR
Dr. Ruth Nussbaum telah bekerja di bidang produksi dan penggunaan sumber daya alam (SDA) secara keberlanjutan selama dua puluh tahun. Beliau memiliki pengalaman luas memberikan dukungan bagi berbagai perusahaan dalam menyusun dan menjalankan program produksi dan penggunaan SDA secara bertanggung jawab, memberi masukan bagi pemerintah dan LSM tentang pengelolaan SDA secara bertanggung jawab, memfasilitasi proses dengan pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional dalam menyusun prinsip, standar, dan upaya pengaman (safeguard), serta menjalankan program sertifikasi kehutanan di tingkat global dan menulis berbagai buku dan panduan. Dr. Nussbaum telah bekerja di lebih dari 40 negara dan berpengalaman luas mengembangkan, menafsirkan, dan menjalankan kebijakan dan proses untuk mewujudkan pengelolaan yang berkelanjutan serta verifikasi independen atas sumber daya alam. Dr. Nussbaum adalah salah satu pendiri sekaligus direktur di Proforest.
Prof. Supiandi Sabiham memperoleh gelar PhD di bidang Ilmu Pertanian dari Kyoto University, Jepang di tahun 1988 dengan kekhususan “Ilmu Tanah Tropis (Tropical Soil Science)”. Beliau bekerja sebagai Profesor di Jurusan Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor, Indonesia, selama lebih dari 40 tahun. Beliau telah melakukan banyak penelitian tentang pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan yang mendapat dukungan pembiayaan dari dana penelitian di tingkat nasional dan internasional. Beliau telah menerbitkan lebih dari 50 makalah ilmiah dalam jurnal nasional dan internasional, termasuk yang beliau tulis sebagai penulis tunggal maupun sebagai kontributor dalam penulisan-bersama. Beliau menjabat sebagai Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI) untuk masa jabatan kedua sejak tahun 2016.
Di tahun 1993-1994 dan antara bulan Februari-Agustus 2009, Prof. Supiandi diundang oleh Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University sebagai Visiting Scholar (akademisi tamu) untuk melakukan penelitian yang difokuskan pada Pengelolaan Lahan Gambut Berdasarkan Keunikan Ekosistem. Antara tahun 2011 dan 2013, beliau bekerja sebagai penulis utama untuk dokumen kelengkapan pedoman IPCC tahun 2006 tentang lahan basah (2013 Supplement to the 2006 IPCC Guidelines: Wetlands). Sejak tahun 2012, beliau bekerja sebagai peneliti dan penanggung jawab dalam kolaborasi riset antara IPB dan University of Gottingen. Di bulan Januari-Februari 2013, beliau diundang oleh University of Gottingen sebagai Visiting Professor (profesor tamu) untuk memberi ceramah umum yang bertajuk “Sejarah Endapan Gambut di Indonesia.” Antara April 2013 hingga Maret 2014, beliau kembali diundang oleh Graduate School of Agriculture, Kyoto University untuk mengajar dan melakukan penelitian yang difokuskan pada Pengelolaan Karbon pada Lahan Gambut Tropis.
Prof. Chris Evans memperoleh gelar PhD di bidang Ilmu Lingkungan dari University of East Anglia, Inggris dan saat ini bekerja di Centre for Ecology and Hydrology di Inggris. Beliau adalah profesor kehormatan di Bangor University sekaligus profesor tamu di Swedish University of Agricultural Sciences. Beliau merupakan ahli biogeokimia dengan pengalaman selama lebih dari 20 tahun di bidang siklus karbon dan emisi gas rumah kaca pada kawasan daratan dan perairan darat, dengan fokus khusus pada ekosistem lahan gambut. Penelitian yang dilakukan berbasis di Inggris mencakup pengukuran dan pemantauan di lapangan atas fluks karbon dan gas rumah kaca, eksperimen manipulasi di lapangan dan di laboratorium, pemodelan proses, perluasan skala pemahaman proses dalam mendukung pelaporan inventori emisi gas rumah kaca di tingkat nasional, serta penggunaan metode Earth Observation untuk memetakan dan memantau kondisi gambut. Beliau menjadi penasihat bagi beberapa lembaga pemerintahan Inggris terkait dampak pengelolaan lahan terhadap lahan gambut dan emisi gas rumah kaca. Selain itu beliau juga adalah Penulis Utama (Lead Author) untuk dokumen ‘Wetland Supplement’ (Materi Tambahan tentang Lahan Basah) atas pedoman yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sekaligus merupakan penulis utama pada revisi pedoman IPCC di bidang Pertanian, Kehutanan, dan Penggunaan Lahan lainnya (Agriculture, Forestry and Other Land Use).
Prof. Chris telah bekerja di bidang lahan gambut tropis sejak tahun 2007, mempelajari efek penggunaan dan pengelolaan lahan terhadap hilangnya karbon akuatik dan gas, dan saat ini terlibat dalam beberapa proyek yang didanai oleh pihak Inggris yang bertujuan untuk menyelaraskan pembangunan di bidang pertanian dan ekonomi dengan perlindungan lahan gambut dan mitigasi emisi gas rumah kaca di Indonesia dan Malaysia. Beliau telah menerbitkan lebih dari 140 makalah di jurnal dengan tinjauan sejawat (peer-reviewed), serta menjadi pembimbing bagi lebih dari 20 peneliti setingkat PhDs dan pascadoktoral.
Dr Ari Laurén merupakan pakar pemodelan matematis di bidang hidrologi, siklus biogeokimia tanah, serta pengelolaan hutan dan perkebunan. Saat ini beliau bekerja sebagai ilmuwan peneliti senior di Natural Resources Institute Finland. Beliau memiliki gelar doktor di bidang ilmu tanah dan sekaligus merupakan adjunct professor di bidang hidrologi dan siklus nutrien pada University of Eastern Finland. Beliau telah bekerja di bidang lahan gambut tropis dan boreal dari sudut pandang produksi dan lingkungan hidup, menerbitkan lebih dari 60 materi ilmiah yang telah melalui proses kajian sejawat (peer reviewed) serta membuat 9 perangkat lunak (software) ilmiah.
Dr Laurén selama beberapa tahun bekerja di perkebunan penghasil kayu bahan kertas di Indonesia serta telah mengembangkan metode simulasi canggih yang melihat hubungan antara pengelolaan air dan perkebunan dengan penurunan tanah gambut, dan keseimbangan antara karbon dan nutrien, dan pertumbuhan dan hasil perkebunan. Metode simulasi ini memungkinkan kita mencari metode dan strategi pengelolaan baru yang dapat menyeimbangkan antara target di bidang produksi dan lingkungan hidup.
Prof. Susan Page menempuh pendidikan di University of Nottingham untuk mendapat gelar BSc di bidang Ilmu Biologi dan dilanjutkan hingga gelar PhD di bidang ekologi lahan basah. Selanjutnya beliau menjadi pengajar di University of Leicester dan berkat capaian keilmuannya saat ini beliau merupakan pengajar dengan status personal chair di Jurusan Geografi. Antara tahun 2011 dan 2015, beliau menjabat sebagai Ketua Jurusan.
Dalam 20 tahun terakhir, penelitian beliau dititikberatkan pada ekologi dan dinamika karbon pada lahan gambut tropis dengan fokus utama di kawasan Asia Tenggara. Beliau menjadi partner di berbagai program penelitian yang didanai oleh Uni Eropa dan UK Research Council, yang merupakan kerja sama antara berbagai partner dari Inggris, Eropa, dan Asia Tenggara. Saat ia memulai studi penelitiannya, sebagian besar lahan gambut tropis masih dalam kondisi utuh dan berhutan, namun dalam dua puluh tahun ini beliau menyaksikan perubahan yang signifikan dalam penggunaan lahan, yang turut mencakup hilangnya hutan rawa gambut, mengeringnya dan berubahnya lahan menjadi tempat bertani, serta kerusakan meluas yang diakibatkan oleh kebakaran. Berbagai peristiwa ini menjadikan beliau dihadapkan pada beragam kondisi latar belakang yang berubah dengan pesat saat melakukan penelitiannya, yang kemudian membawa beliau menduduki posisi sebagai penasihat bagi berbagai lembaga pemerintah dan LSM, memberikan layanan konsultasi, dan ditunjuk sebagai Penulis Utama (Lead Author) pada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Penelitian beliau saat ini difokuskan pada pemahaman atas dampak perubahan penggunaan lahan dan kebakaran pada ekosistem lahan gambut serta peluang mitigasi atas hilangnya gas karbon dan atas emisi gas rumah kaca. Beliau telah menulis lebih dari 100 makalah jurnal, buku, bab dalam buku, dan laporan teknis, serta telah membimbing lebih dari 20 mahasiswa PhD.
Beliau dianugerahi penghargaan Busk Medal 2013 dari Royal Geographical Society-Institute of British Geographers serta penghargaan Theodore Sperry Award dari Society for Ecological Restoration di tahun 2015 atas penelitian tentang lahan gambut tropis.
Dr. Fahmuddin Agus mendapatkan gelar MSc dan PhD jurusan Ilmu Tanah dari North Carolina State University, Raleigh, Amerika Serikat, masing-masing pada tahun 1989 dan 1993. Sementara itu, Gelar sarjana beliau diperoleh dari Universitas Andalas, Padang, Indonesia pada tahun 1983. Beliau adalah peneliti di Lembaga Penelitian Tanah Indonesia, di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Indonesia. Fokus penelitian beliau adalah perubahan iklim yang berkaitan dengan penggunaan lahan dan sistem pengelolaan lahan. Pada dekade terakhir ini, sebagian besar penelitiannya berfokus pada lahan gambut dengan subjek pengelolaan gambut berkelanjutan, penurunan emisi gambut dan emisi gas rumah kaca (GRK).
Beliau juga menjabat sebagai anggota Biro Gugus Tugas untuk Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) untuk periode Laporan Penilaian 6. Di tingkat nasional, beliau menjadi koordinator Konsorsium Perubahan Iklim terhadap masalah terkait pertanian.
Selain itu, beliau pernah menjabat sebagai penyelidik utama dari berbagai kolaborasi penelitian internasional tentang pengelolaan lahan berkelanjutan, termasuk studi tentang ‘Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi melalui Penggunaan Tanah Alternatif untuk Pengurangan Emisi di Hutan Hujan Tropis’ bermitra dengan the James Hutton Institute di Inggris, the World Agroforestry Center di Kenya, dan Center for International Forestry Research (CIFOR), di Bogor, Indonesia.
Prof. Dwi Astiani merupakan ahli gambut tropi dan ekologi hutan serta dosen di Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat, Indonesia. Beliau berprofesi sebagai dosen pengajar di Departemen Kehutanan dan Ilmu Pertanian sejak tahun 2013 serta merupakan anggota dari Himpunan Gambut Indonesia sejak tahun 2016. Prof. Dwi mendapatkan gelar PhD dari Yale University di bidang Dinamika Hutan Gambut Tropis, Penggunaan Lahan dan Fluks Karbon. Keahliannya adalah di bidang pengelolaan air lahan gambut, pengelolaan kebakaran dan restorasi, budget karbon untuk hutan dan gambut tropis, perubahan iklim dan kebijakan lingkungan.
Prof. Dwi telah melakukan berbagai kegiatan penelitian, seperti restorasi area bekas tambang, pengukuran dampak degradasi hutan, penilaian stok karbon dan dinamik di hutan gambut tropis, pertumbuhan dan perencanaan hijau Provinsi Kalimantan Barat, mitigasi emisi dan penurunan permukaan lahan, serta pengurangan kebakaran melalui pengaturan tinggi air di lahan gambut.
-
DR. Ruth
Nussbaum KOORDINATOR
Dr. Ruth Nussbaum telah bekerja di bidang produksi dan penggunaan sumber daya alam (SDA) secara keberlanjutan selama dua puluh tahun. Beliau memiliki pengalaman luas memberikan dukungan bagi berbagai perusahaan dalam menyusun dan menjalankan program produksi dan penggunaan SDA secara bertanggung jawab, memberi masukan bagi pemerintah dan LSM tentang pengelolaan SDA secara bertanggung jawab, memfasilitasi proses dengan pemangku kepentingan di tingkat nasional dan internasional dalam menyusun prinsip, standar, dan upaya pengaman (safeguard), serta menjalankan program sertifikasi kehutanan di tingkat global dan menulis berbagai buku dan panduan. Dr. Nussbaum telah bekerja di lebih dari 40 negara dan berpengalaman luas mengembangkan, menafsirkan, dan menjalankan kebijakan dan proses untuk mewujudkan pengelolaan yang berkelanjutan serta verifikasi independen atas sumber daya alam. Dr. Nussbaum adalah salah satu pendiri sekaligus direktur di Proforest.
-
PROF. DR. Supiandi
Sabiham Prof. Supiandi Sabiham memperoleh gelar PhD di bidang Ilmu Pertanian dari Kyoto University, Jepang di tahun 1988 dengan kekhususan “Ilmu Tanah Tropis (Tropical Soil Science)”. Beliau bekerja sebagai Profesor di Jurusan Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor, Indonesia, selama lebih dari 40 tahun. Beliau telah melakukan banyak penelitian tentang pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan yang mendapat dukungan pembiayaan dari dana penelitian di tingkat nasional dan internasional. Beliau telah menerbitkan lebih dari 50 makalah ilmiah dalam jurnal nasional dan internasional, termasuk yang beliau tulis sebagai penulis tunggal maupun sebagai kontributor dalam penulisan-bersama. Beliau menjabat sebagai Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI) untuk masa jabatan kedua sejak tahun 2016.
Di tahun 1993-1994 dan antara bulan Februari-Agustus 2009, Prof. Supiandi diundang oleh Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University sebagai Visiting Scholar (akademisi tamu) untuk melakukan penelitian yang difokuskan pada Pengelolaan Lahan Gambut Berdasarkan Keunikan Ekosistem. Antara tahun 2011 dan 2013, beliau bekerja sebagai penulis utama untuk dokumen kelengkapan pedoman IPCC tahun 2006 tentang lahan basah (2013 Supplement to the 2006 IPCC Guidelines: Wetlands). Sejak tahun 2012, beliau bekerja sebagai peneliti dan penanggung jawab dalam kolaborasi riset antara IPB dan University of Gottingen. Di bulan Januari-Februari 2013, beliau diundang oleh University of Gottingen sebagai Visiting Professor (profesor tamu) untuk memberi ceramah umum yang bertajuk “Sejarah Endapan Gambut di Indonesia.” Antara April 2013 hingga Maret 2014, beliau kembali diundang oleh Graduate School of Agriculture, Kyoto University untuk mengajar dan melakukan penelitian yang difokuskan pada Pengelolaan Karbon pada Lahan Gambut Tropis.
-
PROF. Chris
Evans Prof. Chris Evans memperoleh gelar PhD di bidang Ilmu Lingkungan dari University of East Anglia, Inggris dan saat ini bekerja di Centre for Ecology and Hydrology di Inggris. Beliau adalah profesor kehormatan di Bangor University sekaligus profesor tamu di Swedish University of Agricultural Sciences. Beliau merupakan ahli biogeokimia dengan pengalaman selama lebih dari 20 tahun di bidang siklus karbon dan emisi gas rumah kaca pada kawasan daratan dan perairan darat, dengan fokus khusus pada ekosistem lahan gambut. Penelitian yang dilakukan berbasis di Inggris mencakup pengukuran dan pemantauan di lapangan atas fluks karbon dan gas rumah kaca, eksperimen manipulasi di lapangan dan di laboratorium, pemodelan proses, perluasan skala pemahaman proses dalam mendukung pelaporan inventori emisi gas rumah kaca di tingkat nasional, serta penggunaan metode Earth Observation untuk memetakan dan memantau kondisi gambut. Beliau menjadi penasihat bagi beberapa lembaga pemerintahan Inggris terkait dampak pengelolaan lahan terhadap lahan gambut dan emisi gas rumah kaca. Selain itu beliau juga adalah Penulis Utama (Lead Author) untuk dokumen ‘Wetland Supplement’ (Materi Tambahan tentang Lahan Basah) atas pedoman yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sekaligus merupakan penulis utama pada revisi pedoman IPCC di bidang Pertanian, Kehutanan, dan Penggunaan Lahan lainnya (Agriculture, Forestry and Other Land Use).
Prof. Chris telah bekerja di bidang lahan gambut tropis sejak tahun 2007, mempelajari efek penggunaan dan pengelolaan lahan terhadap hilangnya karbon akuatik dan gas, dan saat ini terlibat dalam beberapa proyek yang didanai oleh pihak Inggris yang bertujuan untuk menyelaraskan pembangunan di bidang pertanian dan ekonomi dengan perlindungan lahan gambut dan mitigasi emisi gas rumah kaca di Indonesia dan Malaysia. Beliau telah menerbitkan lebih dari 140 makalah di jurnal dengan tinjauan sejawat (peer-reviewed), serta menjadi pembimbing bagi lebih dari 20 peneliti setingkat PhDs dan pascadoktoral.
-
DR. Ari
Lauren Dr Ari Laurén merupakan pakar pemodelan matematis di bidang hidrologi, siklus biogeokimia tanah, serta pengelolaan hutan dan perkebunan. Saat ini beliau bekerja sebagai ilmuwan peneliti senior di Natural Resources Institute Finland. Beliau memiliki gelar doktor di bidang ilmu tanah dan sekaligus merupakan adjunct professor di bidang hidrologi dan siklus nutrien pada University of Eastern Finland. Beliau telah bekerja di bidang lahan gambut tropis dan boreal dari sudut pandang produksi dan lingkungan hidup, menerbitkan lebih dari 60 materi ilmiah yang telah melalui proses kajian sejawat (peer reviewed) serta membuat 9 perangkat lunak (software) ilmiah.
Dr Laurén selama beberapa tahun bekerja di perkebunan penghasil kayu bahan kertas di Indonesia serta telah mengembangkan metode simulasi canggih yang melihat hubungan antara pengelolaan air dan perkebunan dengan penurunan tanah gambut, dan keseimbangan antara karbon dan nutrien, dan pertumbuhan dan hasil perkebunan. Metode simulasi ini memungkinkan kita mencari metode dan strategi pengelolaan baru yang dapat menyeimbangkan antara target di bidang produksi dan lingkungan hidup.
-
PROF. Susan
Page Prof. Susan Page menempuh pendidikan di University of Nottingham untuk mendapat gelar BSc di bidang Ilmu Biologi dan dilanjutkan hingga gelar PhD di bidang ekologi lahan basah. Selanjutnya beliau menjadi pengajar di University of Leicester dan berkat capaian keilmuannya saat ini beliau merupakan pengajar dengan status personal chair di Jurusan Geografi. Antara tahun 2011 dan 2015, beliau menjabat sebagai Ketua Jurusan.
Dalam 20 tahun terakhir, penelitian beliau dititikberatkan pada ekologi dan dinamika karbon pada lahan gambut tropis dengan fokus utama di kawasan Asia Tenggara. Beliau menjadi partner di berbagai program penelitian yang didanai oleh Uni Eropa dan UK Research Council, yang merupakan kerja sama antara berbagai partner dari Inggris, Eropa, dan Asia Tenggara. Saat ia memulai studi penelitiannya, sebagian besar lahan gambut tropis masih dalam kondisi utuh dan berhutan, namun dalam dua puluh tahun ini beliau menyaksikan perubahan yang signifikan dalam penggunaan lahan, yang turut mencakup hilangnya hutan rawa gambut, mengeringnya dan berubahnya lahan menjadi tempat bertani, serta kerusakan meluas yang diakibatkan oleh kebakaran. Berbagai peristiwa ini menjadikan beliau dihadapkan pada beragam kondisi latar belakang yang berubah dengan pesat saat melakukan penelitiannya, yang kemudian membawa beliau menduduki posisi sebagai penasihat bagi berbagai lembaga pemerintah dan LSM, memberikan layanan konsultasi, dan ditunjuk sebagai Penulis Utama (Lead Author) pada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Penelitian beliau saat ini difokuskan pada pemahaman atas dampak perubahan penggunaan lahan dan kebakaran pada ekosistem lahan gambut serta peluang mitigasi atas hilangnya gas karbon dan atas emisi gas rumah kaca. Beliau telah menulis lebih dari 100 makalah jurnal, buku, bab dalam buku, dan laporan teknis, serta telah membimbing lebih dari 20 mahasiswa PhD.
Beliau dianugerahi penghargaan Busk Medal 2013 dari Royal Geographical Society-Institute of British Geographers serta penghargaan Theodore Sperry Award dari Society for Ecological Restoration di tahun 2015 atas penelitian tentang lahan gambut tropis.
- Dr. Fahmuddin Agus
Dr. Fahmuddin Agus mendapatkan gelar MSc dan PhD jurusan Ilmu Tanah dari North Carolina State University, Raleigh, Amerika Serikat, masing-masing pada tahun 1989 dan 1993. Sementara itu, Gelar sarjana beliau diperoleh dari Universitas Andalas, Padang, Indonesia pada tahun 1983. Beliau adalah peneliti di Lembaga Penelitian Tanah Indonesia, di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Indonesia. Fokus penelitian beliau adalah perubahan iklim yang berkaitan dengan penggunaan lahan dan sistem pengelolaan lahan. Pada dekade terakhir ini, sebagian besar penelitiannya berfokus pada lahan gambut dengan subjek pengelolaan gambut berkelanjutan, penurunan emisi gambut dan emisi gas rumah kaca (GRK).
Beliau juga menjabat sebagai anggota Biro Gugus Tugas untuk Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) untuk periode Laporan Penilaian 6. Di tingkat nasional, beliau menjadi koordinator Konsorsium Perubahan Iklim terhadap masalah terkait pertanian.
Selain itu, beliau pernah menjabat sebagai penyelidik utama dari berbagai kolaborasi penelitian internasional tentang pengelolaan lahan berkelanjutan, termasuk studi tentang ‘Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi melalui Penggunaan Tanah Alternatif untuk Pengurangan Emisi di Hutan Hujan Tropis’ bermitra dengan the James Hutton Institute di Inggris, the World Agroforestry Center di Kenya, dan Center for International Forestry Research (CIFOR), di Bogor, Indonesia.
- Prof. Dr. Ir. Dwi Astiani, MSc.
Prof. Dwi Astiani merupakan ahli gambut tropi dan ekologi hutan serta dosen di Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat, Indonesia. Beliau berprofesi sebagai dosen pengajar di Departemen Kehutanan dan Ilmu Pertanian sejak tahun 2013 serta merupakan anggota dari Himpunan Gambut Indonesia sejak tahun 2016. Prof. Dwi mendapatkan gelar PhD dari Yale University di bidang Dinamika Hutan Gambut Tropis, Penggunaan Lahan dan Fluks Karbon. Keahliannya adalah di bidang pengelolaan air lahan gambut, pengelolaan kebakaran dan restorasi, budget karbon untuk hutan dan gambut tropis, perubahan iklim dan kebijakan lingkungan.
Prof. Dwi telah melakukan berbagai kegiatan penelitian, seperti restorasi area bekas tambang, pengukuran dampak degradasi hutan, penilaian stok karbon dan dinamik di hutan gambut tropis, pertumbuhan dan perencanaan hijau Provinsi Kalimantan Barat, mitigasi emisi dan penurunan permukaan lahan, serta pengurangan kebakaran melalui pengaturan tinggi air di lahan gambut.