Keberlanjutan Jangka Panjang
APRIL mengoperasikan hutan industri yang berkelanjutan sebagai sumber serat kayu nya, dan memberikan kesempatan kerja serta kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat di sekitar area operasinya. APRIL dan pemasoknya menggunakan pendekatan bentang ala untuk mengkonservasi dan melindungi hutan serta lahan gambutnya, berdasarkan nilai-nilai lingkungan dan sosial.Pelajari lebih lanjut »
Sumber pasokan serat kayu
Chart by Visualizer
Close
Berada pada total area seluas 445.660 hektar, hutan tanaman industri yang dikelola oleh APRIL dan mitra pemasok nya berkontribusi terhadap 71% pasokan serat kayu ke pabrik Kerinci pada tahun 2018. Adapun 29% pasokan serat kayu lainnya berasal dari pemasok pasar terbuka yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan, Indonesia serta di Malaysia. Tidak ada perijinan lahan baru yang diakuisisi pada tahun 2018.
Perubahan kapasitas pabrik dalam konsumsi serat kayu
Nihil perubahan
kapasitas pabrik dalam konsumsi serat kayu
Close
Tidak ada proyek selama tahun 2018 yang diidentifikasi dapat menimbulkan perbuhana yang signifikan terhada kapasitas pabirk dalam konsumsi serat kayu.
Konsumsi kayu pada pabrik pulp dan kertas
Tahun 2016 : 10.182.550 ton
Tahun 2017 :10.413.540 ton
Pengukuran Nilai Konservasi Tinggi (NKT)
Total area yang dikembangkan pada area tak berhutan
PT RAPP
Lahan Mineral 60ha
Lahan Gambut 0ha
Mitra Pemasok
Lahan Mineral 880ha
Lahan Gambut 0ha
Hutan Rakyat
Lahan Mineral 0ha
Lahan Gambut 0ha
Close
Tidak ada pengembangan baru yang teridentifikasi pada area milik PT RAPP dan Mitra Pemasok.
Pengembangan lahan baru yang dilakukan secara tidak sesuai
PT RAPP
0 ha
Mitra Pemasok
14 ha
Pemasok Pasar Terbuka
1.326 ha
Hutan Rakyat
0 ha
Close
Terjadi pengembangan lahan baru yang dilakukan secara tidak sesuai pada area seluas 14 ha milik salah satu Mitra Pemasok di tahun 2018, dimana kegiatan pengembangan tersebut terjadi pada tahun 2017. Lahan tersebut merupakan area tak berhutan dan berada pada lahan gambut.
Pada tahun 2018, pengiriman kayu dari salah satu Pemasok Pasar Terbuka diberhentikan, setelah adanya laporan yang dipublikasikan terkait pengembangan lahan baru yang dilakukan pemasok tersebut, yang dilakukan bertentangan dengan komitmen SFMP 2.0. Pemasok tersebut memiliki total area seluas 1.326 hektar yang tidak terverifikasi perbuhana tutupan lahannya, dimana mayoritas lahan tersebut diasumsikan berhubungan dengan pengembangan lahan baru yang tidak sesuai dengan SFMP 2.0.